Curah pendapat atau brainstorming adalah mekanisme yang biasa digunakan oleh sebuah organisasi untuk mengumpulkan  berbagai masalah. Melalui mekanisme ini, organisasi dapat mempertimbangkan berbagai masukan dari setiap  anggota organisasi untuk memecahkan sebuah masalah dan menyusun strategi pelaksanaan pemecahan masalah tersebut. Saat ini terdapat berbagai metode untuk menganalisis dan mengelompokkan masukan-masukan tersebut agar dapat dimanfaatkan secara efisien. Salah satu metode tersebut adalah: Affinity Diagram.

Affinity diagram  merupakan salah satu dari tujuh alat perencanan manajemen (7 management and planning tools) atau 7 New Quality Tools yang dipopulerkan oleh sekelompok insinyur dan ilmuwan Jepang yang tergabung dalam JUSE (Union of Japanese Scientists and Engineers) pada tahun 1972.

Affinity diagram  digunakan untuk mengumpulkan sejumlah besar gagasan, opini, masalah, solusi, dan sebagainya yang bersifat data verbal, kemudian mengelompokannya ke dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan hubungan naturalnya. Metode ini diciptakan pada tahun 1960-an oleh Jiro Kawakita, seorang antropolog Jepang, sehingga sering disebut juga metode KJ (sesuai inisial penemunya, Kawakita Jiro).

Metode ini biasa digunakan untuk menentukan dengan akurat (pinpointing) masalah dalam situasi yang kacau (chaotic) dengan harapan dapat menghasilkan strategi solusi untuk penyelesaian masalah tersebut. Oleh karena itu, metode ini membutuhkan keterlibatan semua pihak dalam organisasi.

Media yang digunakan untuk metode ini adalah sticky notes atau kartu, pulpen, permukaan yang lebar (papan tulis, dinding, meja, atau lantai). Prosedur affinity diagram  adalah sebagai berikut:

  1. Selama sesi curah pendapat, setiap peserta mencatat pendapat-pendapatnya dalam sticky notes. Catatan setiap peserta tersebut ditempelkan secara acak di papan tulis sehingga  semua catatan terlihat oleh semua peserta.
  2. Carilah pendapat-pendapat mana saja yang tampaknya saling berhubungan.
  3. Urutkan catatan ke dalam kelompok sampai semua catatan terkelompokkan dan pilihlah sebuah judul untuk setiap kelompok.
  4. Agar lebih mudah mengelola dan menganalisisnya, kita dapat menggabungkan kelompok-kelompok  tersebut menjadi sebuah kelompok besar, atau sebaliknya membagi sebuah kelompok catatan menjadi sub-sub kelompok yang lebih kecil.

Affinity diagram selanjutnya dapat dijadikan masukan untuk membuat sebuah fishbone diagram.

 

affinity-diagram-a
Gambar 1a. Contoh Affinity Diagram: Area Penempatan (urutan catatan dalam kondisi acak)

 

affinity-diagram-b
Gambar 1b. Contoh Affinity Diagram: Area Terorganisir (catatan diurutkan berdasarkan kelompok

 

 

Bacaan:


Tague, N. R. (2005). The quality toolbox. (2th ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ Quality Press. Available from http://asq.org/quality-press/display-item/index.html?item=H1224

3 thoughts on “ Curah Pendapat dengan Affinity Diagram – Metode Kawakita Jiro atau KJ Method ”

  1. maaf mau tanya mas, ini mas menulis wodpress referensinya dari buku mana ya? catatan kaki nya darimana ya? kalo pun dari link, linknya darimana ya mas? terimakassih mas, mohon jawabannya, soalnya saya mau nulis untuk data skripsi saya

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.