Maintenance biasanya diasosiasikan secara negatif, tentang mesin rusak, perbaikan yang berbau pesimis dan negatif. Padahal secara harfiah maintenance adalah “perawatan” atau “pemeliharaan”, yaitu aktivitas yang dilakukan untuk menjaga segala sesuatu berjalan pada kondisi selayaknya (Bagadia, 2008, p. 1).

Budget maintenance biasanya sekitar 30-50% dari operational cost, tergantung jenis industrinya, mulai dari investasi peralatan sampai dengan manpower. Pembagiannya tergantung jumlah plant/equipment yang dimiliki perusahaan.

Budget maintenance biasanya tergantung dari bagaimana manajemen memandang sebuah organisasi maintenance:

  • Cost center, atau
  • Profit center.

Maintenance yang dianggap sebagai cost center biasanya organisasinya dibuat sekecil mungkin dengan multiskilling mechanics. Dalam pandangan ini, manajemen lebih mengutamakan penghematan belanja (expense) sebisa mungkin. Sedangkan, maintenance yang dianggap sebagai profit center biasanya manajemen mengerti pentingnya posisi maintenance dalam produksi sehingga berani melakukan investasi untuk maintenace agar produksi tetap berlangsung.

Untuk melihat apakah maintenance adalah profit center atau cost center, perhatikan ilustrasi sederhana pada Tabel 1.

 

Tabel 1
Penghindaran Biaya dengan Maintenance

Problem Action Taken Not Action Taken
Ada patahan pada bearing Bearing diganti. Karoseri dan poros hancur.
Labor $448 Labor $1,120
Material $810 Material $2,000
Total Cost: $1,258 Total Cost: $3,120
Total Cost Avoidance: $1,862
Posisi kipas tidak sejajar Posis kipas disejajarkan Poros kipas dan bearing hancur
Labor $265 Labor $1,120
Material $-0- Material $2,000
Total Cost: $265 Total Cost: $3,120
Total Cost Avoidance: $2,855
Ada patahan pada bearing di dalam motor Motor Diganti Motor Baru
Labor $742 Labor $742
Material $300 Material $15,000
Total Cost: $1,042 Total Cost: $15,742
Total Cost Avoidance: $14,700

Sumber: (Page, 2006)

 

Dari contoh pada Tabel 1, maintenance bisa saving cost $19,417, padahal ini belum memperhitungkan loss production akibat tidak adanya maintenance. Jika maintenance bisa mendeteksi banyak kasus lebih dini, tentunya catastrophic failure bisa dihindari.

Perhitungan cost benefit analysis tersebut mungkin bisa didokumentasikan dengan baik jika dibantu CMMS (computerized maintenance management system). CMMS (atau sekarang enterprise asset management) merupakan sistem terintegrasi yang mencatat hal-hal yang berkaitan dengan maintenance, dalam CMMS dicatatkan nama asset/mesin, daftar pekerjaan maintenance (planned & unplanned maintenance), histori pemakaian sejak pembelian, histori kerusakan, total biaya yang dikeluarkan, sparepart yang dibutuhkan untuk sebuah mesin, stok spare part yang ada, sampai menghitung nilai MTBF (mean time between failure) dan MTTR (mean time to repair). CMMS juga bisa terintegrasi dengan sistem lain, seperti ERP (enterprise resource planning) pada manufaktur dalam hal ini integrasi dengan data output mesin yang tercatat di ERP sehingga pada output tertentu mesin harus di-maintain (servis, ganti sparepart, dan lain-lain), data pembelian sparepart, jurnal accounting, dan lain-lain. Intinya dengan CMMS, semuanya te-record dengan baik.

 


Computerized Maintenance Management System

Gambar 1. Computerized Maintenance Management System

 

Beberapa cara membalikkan maintenance menjadi bagian dari profit center antara lain adalah (Bagadia, 2008, p. 2):

1. Pendekatan product quality with zero error, yang menitikberatkan pada pemeliharaan mesin pada kondisi yang fit. Sehingga, maintenance berkualitas, produksi lebih tinggi, profit lebih banyak.

2. Overall equipment effectiveness(OEE). yang terdiri dari tiga faktor, yaitu:

  • Availability, persentase uptime dari tiap peralatan produksi.
  • Performance, persentase peringkat mesin sebenarnya berbanding peringkat mesin dalam kondisi yang optimal.
  • Quality rate, persentase barang bagus yang dihasilkan terhadap barang-barang yang diproduksi.

3. Preventive maintenance (PM). Logikanya adalah dengan melakukan preventive maintenance mencegah kerusakan yang parah, mengurangi downtime, dan penghematan biaya.

Untuk melihat kinerja departemen maintenance, tentunya harus ada KPI (key performance indicators). Berikut ini indicator- indikator maintenance yang bisa digunakan (Padesky, 2006; Kahn, 2005, p.20):

  • Peningkatan Produktivitas (2-40%)
  • Pengurangan Biaya Maintenance (7-60%)
  • Peningkatan Kualitas Produk (rework & scrap rates berkurang 5-90%)
  • Perpanjangan Umur Peralatan (>1- 10 kali)
  • Pengurangan Inventori Spareparts (10-60%)
  • Pengurangan Konsumsi Energi (5-15%)
  • Peningkatan Keamanan & Perlindungan Lingkungan.
  • Emergency Work – < 10%
  • Corrective Work – < 30%
  • Schedule Compliance – >90%
  • Percent Overtime – < 5%
  • Peningkatan OEE
  • Penurunan Persentase Biaya Maintenance Takterencana

Perusahaan yang menganggap maintenance sebagai profit center melihat bahwa pengeluaran untuk maintenance adalah bentuk investasi dan biaya operasional yang dialokasikan untuk memperbaiki efisiensi, di mana peningkatan efisiensi akan memberikan dampak pada kenaikan profit.

Maintenance adalah tulang punggung perusahaan terutama yang mengoperasikan peralatan baik manufaktur, pabrik, tambang, dan jasa. Jika mesin dalam breakdown, berarti gagal menghasilkan produk dan jasa yang berakibat pada hilangnya pelanggan, uang bahkan bisnis.

 

 

Rujukan:


Bagadia, K. (2008, June 27). Make your maintenance department a profit center. Retrieved from https://fmlink.com/articles/make-your-maintenance-department-a-profit-center/

Kahn, J. D. (2005, August 30). Elements of a successful plant maintenance program. Retrieved from https://imisrise.tappi.org/TAPPI/Products/05/EPE/05EPE75.aspx

Migas Indonesia Online. (2008, September 24). Rangkuman diskusi MMS or CMMS. Retrieved from http://migas-indonesia.com/2008/09/24/rangkuman-diskusimms-or-cmms/

Mitchell, J. (1998, December 1). Profit or cost center mentality: Is the difference important? Retrieved from https://www.efficientplantmag.com/1998/12/profit-or-cost-center-mentality-is-the-difference-important/

Padesky, J. (2006, March 1). Tracking KPIs accross multiple plants and business units. Retrieved from https://www.efficientplantmag.com/2006/03/tracking-kpis-accross-multiple-plants-and-business-units/

Page, A. (2006). Gaining acceptance for a predictive maintenance program. DoctorKnow® Application Paper.

One thought on “ Maintenance adalah Cost Center? ”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.