Interrelationship diagram atau diagram keterkaitan masalah adalah salah satu dari tujuh alat perencanan manajemen (7 management and planning tools) atau 7 New Quality Tools yang dipopulerkan dalam literatur manajemen kualitas Jepang. Jika dibandingkan alat-alat lainnya,   interrelationship diagram jarang digunakan. Namun, dalam situasi yang cukup rumit, alat ini merupakan sarana yang kuat  untuk memaksa team memetakan interaksi berbagai faktor, dan biasanya mengarahkan persoalan-persoalan paling penting ke dalam fokus improvement.

Interrelationship diagram digunakan untuk menganalisis hubungan sebab dan akibat dari berbagai masalah yang kompleks sehingga kita dapat dengan mudah membedakan persoalan apa yang merupakan driver (pemicu terjadinya masalah) dan persoalan apa yang merupakan outcome (akibat dari masalah). Adapun prosedur membuat interrelationship diagram adalah sebagai berikut:

  1. Tuliskan rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam sebuah kalimat yang jelas pada sebuah sticky notes atau kartu dan tempelkan rumusan permasalahan pada bagian atas papan tulis.
  2. Lakukan sesi curah pendapat untuk menampung persoalan-persoalan yang terkait dengan permasalahan yang sedang dibahas, di mana setiap peserta curah pendapat menuliskan setiap persoalan pada sebuah sticky notes atau kartu.
  3. Tempelkan sembarang persoalan sebagai titik awal pada papan tulis, kemudian tempelkan lagi persoalan lain yang kira-kira mempunyai hubungan dengan persoalan pertama di dekat kartu persoalan pertama. Ulangi sampai semua kartu menempel pada papan tulis. Kita harus memberi jarak yang cukup antar kartu di papan tulis untuk menggambar garis panah nantinya.

 

interrelationship-a
Gambar 1a. Memindahkan Catatan ke Form Diagram: Area Penempatan Sesi Curah Pendapat

 

interrelationship-b
Gambar 1b. Memindahkan Catatan ke Form Diagram: “Sebab” ditempatkan di dekat “Akibat”

 

  1. Setelah semua persoalan tertempel pada papan tulis, fokuskan pada sebuah persoalan dan bandingkan dengan sebuah persoalan lain, apakah di antara dua persoalan tersebut terdapat:
    • hubungan sebab/akibat yang kuat,
    • hubungan sebab/akibat yang lemah, atau
    • tidak ada hubungan sebab/akibat
  • Tentukan juga persoalan mana yang merupakan sebab dan persoalan mana yang merupakan akibat di antara dua persoalan yang mempunyai hubungan sebab/akibat yang kuat maupun lemah. Gambarkan garis panah dari persoalan yang merupakan sebab menuju persoalan yang merupakan akibat. Untuk hubungan sebab/akibat yang kuat menggunakan garis panah penuh dan untuk hubungan sebab/akibat yang lemah menggunakan garis panah putus-putus. Jangan menggambar garis dengan dua panah. Ulangi identifikasi hubungan sebab/akibat untuk setiap persoalan yang ada.
  1. Analisis diagram:
    • Hitung berapa jumlah garis panah yang masuk dan berapa jumlah garis panah yang keluar. Tuliskan jumlahnya pada bagian bawah setiap kartu persoalan.
    • Perhatikan persoalan mana yang memiliki banyak garis panah keluar. Ini indikasi bahwa persoalan tersebut merupakan driver dan bisa jadi persoalan tersebut merupakan akar penyebab masalah (root cause).
    • Perhatikan juga persoalan mana yang memiliki banyak garis panah masuk. Ini indikasi bahwa persoalan tersebut merupakan outcome yang juga mungkin penting sebagai parameter untuk mengatasi permasalahan.
  • Pastikan juga kita memeriksa apakah persoalan-persoalan yang memiliki garis panah yang sedikit adalah kunci persoalan.

 

Perhatikan contoh interrelationship diagram pada Gambar 2 di bawah ini yang menggambarkan situasi krisis keuangan dalam suatu industri manufaktur.

 

interrelationship-diagram
Gambar 2. Interrelationship Diagram: Penambahan Garis Panah untuk Menganalisis Hubungan Sebab-Akibat

 

Kartu merah muda pada Gambar 2 di atas berisi tulisan “Krisis keuangan” menunjukkan rumusan permasalahan yang dibahas. Setelah semua garis panah ditarik, persoalan-persoalan kunci menjadi jelas, yang mana:

  • “Kesalahan Planning” memiliki nol garis panah masuk dan empat garis panah keluar. Jadi penyebab dasar krisis keuangan yang terjadi di industri tersebut adalah karena kesalahan perencanaan (planning).
  • “material tidak tersedia” dan “target produksi tdk dapat terpenuhi” masing-masing memiliki tiga garis panah masuk sehingga keduanya merupakan akibat utama yang menjadi kunci untuk menghindari masalah krisis keuangan.

 

 

Bacaan:


Tague, N. R. (2005). The quality toolbox. (2th ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ Quality Press. Available from http://asq.org/quality-press/display-item/index.html?item=H1224

2 thoughts on “ Membuat Diagram Keterkaitan Masalah atau Interrelationship Diagram ”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.